fLWeAsNtTDyJ8LBwFzvbLJXLfZMxZVmQ7RFnAnMp

Krisis Kemanusiaan Derita Rohingya

Krisis Kemanusiaan Derita Rohingya - Lebih dari sepekan terakhir kondisi mencekam melanda Rakhine, Myanmar setelah pecahnya konflik bersenjata pada Kamis pekan lalu. Berawal dari serangan kelompok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) tak lebih dari 25 titik sebagai bentuk pembelaan terhadap etnis Rohingya yang kerap mendapat tindak kekerasan dari tentara pemerintah.

Krisis Kemanusiaan Derita Rohingya

Pasukan tentara Myanmar pun balas menyerang dengan tindakan brutal, hingga menyebabkan kematian sekitar 400 orang. Demi menyelamatkan diri, eksodus besar-besaran pun dilakukan sekitar 18.000 warga etnis Rohingya yang mencoba melarikan diri ke Bangladesh.

Sebagian dari mereka tiba dalam keadaan sakit dan bebrapa dari mereka cedera akibat luka tembakan. Mereka yang mengungsi pun tak semuanya selamat, puluhan warga ditemukan tewas diperairan sekitar Myanmar dan Bangladesh setelah perahu mereka terbalik saat berupaya melarikan diri.

Dunia pun terhenyak menyaksikan gambar-gambar kehancuran Desa Rohingya akibat konflik bersenjata di Rakhine. Adalah kelompok pemantau di Myanmar yang membuat video kondisi desa Rohingya pada Rabu lalu. Mereka menyatakan telah memantau gambar satelit dan mendapati ada 17 lokasi diseluruh Rakhine yang mengalami kehancuran serupa.

Krisis Kemanusian yang terjadi di Myanmar tidak hanya mengancam warga Muslim Rohingya, tetapi juga mengancam warga yang memeluk agama Budha. Mereka pun memilih untuk mengungsi ke kota yang lebih besar dengan menggunakan kapal feri. Sementara hingga kini warga minoritas etnis Rohingya masih mencoba melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh.

Badan Pengungsi PBB menyatakan jumlah pengungsi Rohingya di Bangladesh telah menembus angka 60.000 orang, meski demikian masih ada 20.000 orang yang terlantar di perbatasan karena tak diijinkan masuk oleh Bangladesh.

Gelombang pengungsi Rohingya ke Bangladesh sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun 1990 silam, bahkan kini total pengungsi Rohingya di Bangladesh berjumlah hingga 400.000 orang. Akibatnya pemerintah Bangladesh menolak pengungsi baru.
Artikel Terkait

Related Posts

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui. Baca lebih lanjut tentang Comment Policy
Buka Komentar