fLWeAsNtTDyJ8LBwFzvbLJXLfZMxZVmQ7RFnAnMp

Ashin Wirathu Sang Radikal Dan Pembuat Onar

Ashin Wirathu Sang Radikal Dan Pembuat Onar -  Selain Jenderal Min Aung Hlaing dan Aung San Suu Kyi, nama satu ini menjadi sorotan dunia dalam Krisis Kemanusiaan Derita Rohingya. Bagaimana tidak, Ashin Wirathu teroris Myanmar yang berkedok Biksu ini dikenal sebagai seorang radikal dan pembuat onar.

Ashin Wirathu Sang Radikal Dan Pembuat Onar

Baca:

Krisis Kemanusiaan Derita Rohingya

Ashin Wirathu adalah pemimpin gerakan 969 ia selalu memicu kebencian terhadap orang-orang Islam di Myanmar. Selain radikal Biksu Ashin dikenal dengan ucapan-ucapannya yang "kotor", pada tahun 2015 sang pembuat onar ini mengeluarkan penyataan dan menyebut seorang utusan PBB "pelacur" dan "wanita jalang".

Wajahnya yang tenang, pakaiannya yang sederhana seperti Biksu pada umumnya. Ternyata jauh bertolak belakang dengan apa yang dirasakannya. Media barat tak kurang dari Majalah Time, New York Time sampai Washington Post melabelinya sebagai "Pembeci".

Wajah Ashin Wirathu bukanlah wajah umat Bhuda pada umumnya yang mencintai keharmonisan dan perdamaian, Ashin jauh dari itu. Ia dikenal radikal dan pembuat onar, pada tahun 2003 ia ditahan dan divonis penjara 25 tahun oleh pemerintahan junta militer Myanmar karena menghasut aksi kekerasan terhadap etnis Rohingya. Namun ia dibebaskan tahun lalu bersama ratusan tahanan politik lainnya sebagai salah satu bagian dari reformasi demokrasi Myanmar.

Salah-satu Video Provokasi Ashin

The Caladian dalam sebuah artikelnya mengulas nama Ashin Wirathu, ia seorang DO (putus sekolah) pada usia 14 tahun. Ashin lalu menjadi Biksu di Biara Mandalay. Ashin dikenal kerap membuat video dvd anti Rohingya dan provokasi-prokasi lainnya di media sosial. Sejak bebas lelaki 45 tahun ini menggagas Gerakan 969, sebuah kampanye memboikot Etnis Rohinya yang memicu kekerasan di Rakhine. Kampanye ini menyerukan umat Budha untuk tidak berbelanja di toko-toko etnis Rohingya juga tidak menikah, memperkerjakan dan menjual properti kepada mereka.
Artikel Terkait

Related Posts

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui. Baca lebih lanjut tentang Comment Policy
Buka Komentar