Sejarah Kopi Java Preanger - Untuk para pecinta dan penikmat kopi jangan lewatkan sejarah kopi satu ini. Karena dengan mengetahui sejarah kopi tentunya akan membawa cita rasa kopi yang tengah kita minum akan terasa lebih sempurna lagi. Dengan membaca sejarah kopi ini, menikmati kopi pun akan seteguk demi seteguk karena mata akan tertuju pada layar ponsel atau monitor laptop.
Pada awalnya admin paling tidak suka dengan minuman hasil seduhan biji kopi ini. Namun suatu siang di Bogor kepalaku terasa sakit sekali, kata orang Sunda itu namanya penyakit "Lieur".Alhasil bibiku (adiknya mamih) buatkan secangkir kopi untuk pertolongan pertama pada lieurku itu.
Bukan sihir ataupun teluh, ternyata betul manjur untuk obat lieurku saat ini, aku langsung sembuh setelah 3-4 kali tegukan kopi yang disuguhkan bibi. Dari saat itu segelas kopi menjadi satu "obat" penghilang rasa sakit kepalaku hingga saat ini, saat postingan ini saya ketik. Cius ini bukan hoak, obat sakit kepala "paramex" kalah manjur oleh secngkir kopi.
(Baca juga artikel terkait: Kekuatan Dzikir dan Kopi)
Di Serui sendiri saya diperkenalkan oleh rekan RAPI Serui dengan satu kopi nikmat hasil racikan orang kampung Ambaidiru yakni Kopi Ambaidiru. Kopi Robusta Ambaidiru Yapen adalah kopi yang benar-benar punya keharuman yang khas beda dengan kopi daerah lainnya di Indonesia.
Malah saya janji kalau mudik nanti akan saya bawa sebagai oleh-oleh buat orang-orang dikampung Jawa sana. Saya juga berniat membandingkan keharuman dan kenikmatannya dengan Kopi Java Preanger yang ada dikampungku.
Sejarah Kopi Java Preanger
Menurut catatan sejarah, sebelum kopi ditanam di Jawa Timur - Belanda lebih dulu menanam kopi disekitar Batavia hingga daerah Jawa Barat. Dari wilayah Priangan inilah cerita Kopi Nusantara mendunia, dikenal dengan nama Kopi Java Preanger.
Kopi Java Preanger saat itu begitu terkenal di Eropa, orang-orang Eropa bahkan menyebut untuk secangkir kopi dengan istilah "Cup of Java". Hingga pertengahan abad ke-19 Kopi Java Preanger menjadi kopi terbaik di dunia, kopi yang masih diproduksi hingga saat ini.
Kopi Java Preanger adalah sebutan untuk kopi Jawa yang dulu banyak ditanam di kawasan Priangan, tempat pengembangan perkebunan kopi pertama di Indonesia. Perkebunan kopi di Indonesia bermula pada tahun 1690-an. Walikota Amsterdam saat itu Nikolas Nikson memerintahkan Komandan Pasukan Belanda di Malabar India yakni Adrian Van Ommen untuk membawa bibit kopi arabika ke bumi nusantara Indonesia.
Malah saya janji kalau mudik nanti akan saya bawa sebagai oleh-oleh buat orang-orang dikampung Jawa sana. Saya juga berniat membandingkan keharuman dan kenikmatannya dengan Kopi Java Preanger yang ada dikampungku.
Sejarah Kopi Java Preanger
Menurut catatan sejarah, sebelum kopi ditanam di Jawa Timur - Belanda lebih dulu menanam kopi disekitar Batavia hingga daerah Jawa Barat. Dari wilayah Priangan inilah cerita Kopi Nusantara mendunia, dikenal dengan nama Kopi Java Preanger.
Kopi Java Preanger saat itu begitu terkenal di Eropa, orang-orang Eropa bahkan menyebut untuk secangkir kopi dengan istilah "Cup of Java". Hingga pertengahan abad ke-19 Kopi Java Preanger menjadi kopi terbaik di dunia, kopi yang masih diproduksi hingga saat ini.
Kopi Java Preanger adalah sebutan untuk kopi Jawa yang dulu banyak ditanam di kawasan Priangan, tempat pengembangan perkebunan kopi pertama di Indonesia. Perkebunan kopi di Indonesia bermula pada tahun 1690-an. Walikota Amsterdam saat itu Nikolas Nikson memerintahkan Komandan Pasukan Belanda di Malabar India yakni Adrian Van Ommen untuk membawa bibit kopi arabika ke bumi nusantara Indonesia.
Benih Kopi tersebut dicoba dan ditumbuh-kembangkan di daerah Pondok Kopi Batavia (Jakarta Timur). Namun sayang bibit-bibit ini gagal tumbuh akibat diterjang banjir. Usaha pengembangan kopi kedua kalinya di bumi nusantara dilakukan di daerah Jawa Barat. Kopi ini tumbuh dengan baik.
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pun kemudian mendirikan perkebunan kopi pertama di daerah Priangan Jawa Barat, tempat kopi ditanam secara paksa. Masyarakat Jawa Barat pada masa kolonial Hindia Belanda diharuskan menanam kopi. Mulanya kopi ditanam diatas tanah-tanah liar dengan menggunakan jasa buruh untuk merawat.
Sistem tanam paksa di Jawa Barat saat itu dikenal dengan sebutan Preanger Stelsel. Preanger Stelsel tak lain merupakan cikal bakal lahirnya Cultuurstelsel (sistem tanam paksa) karena kopi saat itu menjadi komoditas yang paling dicari di pasar dunia. Pemberlakuan sistem tanam paksa membuat pulau Jawa menjadi pemasok biji kopi terbesar di Eropa. Saat itu kopi tengah berjaya, menjadi kopi istimewa yang mendunia.
Kejayaan yang kini tengah dicoba dikembalikan lagi oleh masyarakat dusun Cibiru Sumedang Jawa Barat. Pada awalnya masyarakat desa Pangadegan tidak menjadikan kopi sebagai komoditas utama. Namun dengan ditemukannya kopi buhun dikawasan gunung Manglayang yang dianggap sebagai kopi peninggalan masa Belanda membuat masyarakat Pangadegan kembali menanam kopi.
Kesuksesan menanam kopi di Jawa kemudian diteruskan ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Wamena diLembah pegunungan Jayawijaya dan juga Bajawa di pulau Flores.
Kejayaan yang kini tengah dicoba dikembalikan lagi oleh masyarakat dusun Cibiru Sumedang Jawa Barat. Pada awalnya masyarakat desa Pangadegan tidak menjadikan kopi sebagai komoditas utama. Namun dengan ditemukannya kopi buhun dikawasan gunung Manglayang yang dianggap sebagai kopi peninggalan masa Belanda membuat masyarakat Pangadegan kembali menanam kopi.
Kesuksesan menanam kopi di Jawa kemudian diteruskan ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Wamena diLembah pegunungan Jayawijaya dan juga Bajawa di pulau Flores.