fLWeAsNtTDyJ8LBwFzvbLJXLfZMxZVmQ7RFnAnMp

Kerajinan Eceng Gondok

Kerajinan Eceng Gondok - Kalau dikampungku Hayawang sana memang jauh dari kata polusi, bila eceng gondok tumbuh berkembang bak jamur dimusim penghujan tetap saja akan dianggap "gulma" dan merusak pemandangan juga mempersempit area Situ Wangi karena hampir sebagian ditumbuhi eceng gondok ini. Itu dulu ketika Situ Wangi belum dikelola seperti sekarang.

Kerajinan Eceng Gondok

(Baca artikel terkait dengan Eceng Gondok pada: Situ Wangi Kawali)

Entah hilangnya kapan, namun orang yang pertama kali yang menemukan eceng gondok secara tidak sengaja adalah seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika ia sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil, ceuk wikipedia eta mah.

Eceng gondok memang merupakan "polisinya" kolam, rawa, atau sungai yang menangkap polutan logam berat. Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida. Eceng Gondok, tumbuhan liar dengan sifat lahir sebagai pengganggu ini punya nama latin Eichhornia crassipes dan ternyata bisa benrmanfaat dan berhasil guna.

Eceng Gondok ditangan seorang pengrajin yang kreatif bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah, salah satunya di tangan Pak Slamet. Tiap satu batang eceng gondok harus melalui pengolahan dulu. Batang eceng gondok pertama kali dibelah menjadi dua bagian dan dikeluarkan isinya lalu dikepang atau di pres oleh mesin presan.

Batang eceng gondok yang sudah di pres lalu kering dibuat pola bodi kereta api, selanjutnya tangan trampil Pak Slamet-lah yang menari-nari membentuk kereta api mini hingga hasilnya seperti gambar-gambar yang ada ini. Untuk membentuk sebuah miniatur kereta api ini dibutuhkan waktu selama 5 hari. Namun hasil yang bagus dan kerja keras sebanding dengan harganya yakni Rp.500.000 hingga Rp.1 jt

Jika sobat tertarik untuk mengikuti jejak sukses Pak Slamet silahkan berkunjung pada pencarian Google dengan kata kunci Eceng Gondok Pak Slamet.
Artikel Terkait

Related Posts

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui. Baca lebih lanjut tentang Comment Policy
Buka Komentar