Dioda Zener Sebagai Pemantap atau Acuan Tegangan - Cerita duka seorang TUSER. Diantara rekan tuser mungkin pernah disibukan atau "dikerjain" oleh Dioda Zener ini. Alkisah, suatu hari saya kedatangan pasien yakni Amplifier BMB yang suaranya rifle atau bahkan tak bisa maksimal. Cek rangkaian power, tidak ada masalah. Diagnosa menyimpulkan bahwa "penyakitnya" ada pada seputaran Tone Control.
Supply Tegangan pada rangkaian Tone Control dari sumbernya sangat normal. Kebiasaan ketika sebuah amplifier "berpenyakit dan berdiagnosa" seperti ini adalah IC 4558 -nya yang sudah soak. Diburu keinginan cepat kelar, maka eksekusi pada IC dilaksanakan. Semua IC dibagian rangkaian Tone Control ini diganti. Hasilnya sama, penyakitnya tak kunjung sembuh. Cerita ini terjadi malam takbiran lebaran kemarin, ketika satu teman saya di RAPI memerlukan bantuan saya atas perangkat audio rumahnya yang bermasalah.
Setelah begitu lama disibukan dengan IC ini, curiga jatuh pada pemantap atau acuan tegangan untuk supply tegangan IC ini dibagian Tone Controlnya. Ternyata betul, setelah saya optimalkan penggunaan Avometer, tegangan yang dibatas Dioda Zener ini bermasalah, karena Dida Zener-nya short atau konslet.
Apa itu Dioda Zener, lalu apa Fungsinya ? Ada bahasan khusus tentang Dioda ini dalam postingan sebelumnya yang betemakan "Pengenalan Dasar Komponen Elektronika". Silahkan anda baca ;
Apa itu Dioda Zener, lalu apa Fungsinya ? Ada bahasan khusus tentang Dioda ini dalam postingan sebelumnya yang betemakan "Pengenalan Dasar Komponen Elektronika". Silahkan anda baca ;
- Apa Itu Dioda ?
- Dioda-Dioda Khusus
Pada link artikel diatas kita telah bahas Apa itu Dioda dan Fungsinya serta penggunaan Dioda pada rangkaian rectifier atau penyearah. Pada artikel yang menggenapkan 800 artikel ini kita akan bahas Dioda Zener.
Seperti kita ketahui bahwa Dioda membolehkan gerakan arus hanya pada satu arah, dan memblokir arah arus sebaliknya. Prinsip kerja Dioda Zener ini agak berbeda, yakni membolehkan arus mengalir dari 2 arah namun dalam kondisi tertentu. Hal ini menjadi PEMBEDA antara Dioda Zener dan Dioda Biasa.
Pembeda ini dapat terungkap dikarenakan Dioda Zener memiliki nilai atau nominal Breakdown Voltage. Nilai ini artinya Dioda Zener mampu membuka blokir arus dari arah sebaliknya. Kita contohkan pada Dioda Zener 6,1 Volt (nilai breakdown voltage-nya). Jika ada tegangan yang mengalir padanya kurang dari nilai BT-nya maka dioda zener akan berfungsi sebagai dioda biasa yakni dioda membolehkan arus mengalir pada 1 arah dan memblokir arus tegangan dari arah sebaliknya.
Namun bila arus yang mengalir tersebut melebihi nilai BT (Breakdown Tegangan-nya) misalkan 9,1 Volt, maka dioda zener ini akan membuka blokirnya yang tentunya arus bisa mengalir dari kedua arah. Kondisi ini mengakibatkan dioda zener bisa digunakan sebagai Voltage Regulator atau pemantap/acuan/penyelaras tegangan.
Dioda Zener sebagai voltage regulator artinya dioda ini mampu mengontrol atau mengatur tegangan dengan konstant. Jika kita melakukan pengukuran pada aplikasi alinea diatas memakai Avometer, maka pada kedua kaki dioda zener ini akan didapat nilai tegangan yang sama dengan nilai breakdown voltage-nya.
Perlu diingat bahwa Dioda Zener ini sangat mudah dipengaruhi oleh tegangan dan suhu, jadi penggunaannya tidak terlalu efisien bila dibanding dengan Linier Voltage Regulator (IC Regulator). Selain mempunyai nilai tegangan, dioda zener juga memiliki nilai watt atau rating power, sehingga kita perlu menyesuaikan dalam penggunaannya.
Dioda Zener pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Amerika pada tahun 1943 yakni Clarence Melvin Zener. Saat itu ia menemukan efek zener atau breakdown voltage pada komponen. Zener itu sendiri diambil dari namanya.
Pembeda ini dapat terungkap dikarenakan Dioda Zener memiliki nilai atau nominal Breakdown Voltage. Nilai ini artinya Dioda Zener mampu membuka blokir arus dari arah sebaliknya. Kita contohkan pada Dioda Zener 6,1 Volt (nilai breakdown voltage-nya). Jika ada tegangan yang mengalir padanya kurang dari nilai BT-nya maka dioda zener akan berfungsi sebagai dioda biasa yakni dioda membolehkan arus mengalir pada 1 arah dan memblokir arus tegangan dari arah sebaliknya.
Namun bila arus yang mengalir tersebut melebihi nilai BT (Breakdown Tegangan-nya) misalkan 9,1 Volt, maka dioda zener ini akan membuka blokirnya yang tentunya arus bisa mengalir dari kedua arah. Kondisi ini mengakibatkan dioda zener bisa digunakan sebagai Voltage Regulator atau pemantap/acuan/penyelaras tegangan.
Dioda Zener sebagai voltage regulator artinya dioda ini mampu mengontrol atau mengatur tegangan dengan konstant. Jika kita melakukan pengukuran pada aplikasi alinea diatas memakai Avometer, maka pada kedua kaki dioda zener ini akan didapat nilai tegangan yang sama dengan nilai breakdown voltage-nya.
Perlu diingat bahwa Dioda Zener ini sangat mudah dipengaruhi oleh tegangan dan suhu, jadi penggunaannya tidak terlalu efisien bila dibanding dengan Linier Voltage Regulator (IC Regulator). Selain mempunyai nilai tegangan, dioda zener juga memiliki nilai watt atau rating power, sehingga kita perlu menyesuaikan dalam penggunaannya.
Dioda Zener pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Amerika pada tahun 1943 yakni Clarence Melvin Zener. Saat itu ia menemukan efek zener atau breakdown voltage pada komponen. Zener itu sendiri diambil dari namanya.