fLWeAsNtTDyJ8LBwFzvbLJXLfZMxZVmQ7RFnAnMp

Kado Terindah Hania Aqueena Jasmine

Kado Terindah Hania Aqueena Jasmine - Aku pernah bercerita kan padamu sayang bahwa aku orang yang benar-benar bernasib sial ? Bagaiman tidak.., setiap ada yang kuanggap sejiwa dan bisa sehati selalu pergi meninggalkanku. Tadi kita bercerita bagaiman kesialanku. Kamu yang sarjana S4 (Sendana Sangat Sibuk Sekali) sementara aku hanya S 3 saja karena mau mengambil S 4 keburu ketahuan oleh yang jaga warung. Rajin saja tak menjamin karena ketika siang aku mengambil jurusan biologi dan malam mengambil komputer keburu ketangkap basah sama hansip... :P (Aku bangga yank...karena kamu bisa tersenyum).

Kado Terindah Hania Aqueena Jasmine

Kenapa harus kamu, kenapa yang kucari ada pada dirimu? Aku sungguh tak tahu rencana Tuhan, padahal padamu kutemukan rasa yang teramat komplit. Kita "berdekatan" tapi aku harus memandangmu dari kejauhan, kita sering bersama tapi aku harus menyapamu dari sebuah penyamaran. Kita sering berbincang tapi harus mengenalmu dari hal-hal yang kau lakukan. Kita sering bercanda tapi aku harus mencarimu untuk tersenyum....apa yang sebenarnya terjadi ?

Ya sayank...tujuan dan keinginan kita pastinya sama. Aku pun ingin menggunting peta takdir. Agar tak perlu melalui banyak hati, dan langsung sampai di pelabuhan terakhir. Tapi inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.

Sepenuh hati aku mengumpulkan segala buruknya kemungkinan agar aku tak menangis saat kehilanganmu. Tetapi tetap saja sekokoh-kokohnya aku...,aku tak bisa membendung air mata yang keluar. Meski hadirmu hanya sesaat tapi kenal denganmu merupakan KADO TERINDAH dalam hidupku. Aku bahagia bisa mengenalmu....akan lebih bahagia pula bila aku ada diseluruhmu. Memang lebih baik berharap tak terlalu tinggi, agar ketika semesta memberi yang berlebih, yang muncul hanya bahagia di hati. Maka ketika mata menatap mata, ada yang jatuh tak terduga—hati kita.

Bukan soal akhir, bukan soal awal, bukan bagaimana memulainya dan bukan bagaimana caramu mengakhiri. Tapi ini tentang menjalani, bertahan dan mendewasa dalam setiap pilihan. Jika ini hanya perihal waktu, aku tahu aku pintar menunggu. Namun barangkali, ini lebih dari itu. Sebab katanya, Tuhan hanya memberi sesuatu jika kita telah betul-betul siap memilikinya. Mungkin saja ada yang memang belum betul-betul siap—mungkin saja aku, mungkin saja kamu, mungkin saja entah. Meyakini hal-hal semu memang tak mudah, tapi lebih baik daripada menjatuhkan diri pada kesedihan yang salah.

Jika memang ini pilihan terbaikmu, akupun tak bisa menahanmu lebih lama lagi. Meski kita tak lagi bisa saling menyapa...ingatlah selalu pinta sederhanaku. Walau tanpa sebuah nama...sertakan aku dalam setiap doamu.

Aku sayang kamu Hania.....bral !
Artikel Terkait

Related Posts

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui. Baca lebih lanjut tentang Comment Policy
Buka Komentar

Post a Comment